Hari Reformasi Nasional 2025

 



Awal yang Bersejarah: 21 Mei 1998

Tepat 21 Mei 2025, Indonesia memperingati 27 tahun Reformasi Nasional—sebuah peristiwa penting yang mengakhiri era otoriter Orde Baru. Meneurut laporan RRI, Soeharto mengundurkan diri setelah 32 tahun berkuasa . Ini menunjukkan bahwa bukan hanya krisis ekonomi, melainkan juga tekanan moral dan sosial dari mahasiswa dan masyarakat yang akhirnya membuka era baru demokrasi.


Krisis yang Memicu

Inflasi tinggi, nilai tukar rupiah anjlok, dan harga kebutuhan pokok melejit adalah beberapa dampak langsung dari krisis ekonomi 1997–1998 . Namun lebih dari sekadar angka, yang paling menggetarkan adalah tragedi Trisakti saat nyawa mahasiswa menjadi korban demi perubahan nyata .


Reformasi, Bukan Sekadar Perubahan Politik

Setelah Soeharto lengser, lahir era demokrasi baru pemilu yang lebih terbuka, desentralisasi pemerintah daerah, dan munculnya lembaga anti-korupsi seperti KPK . Namun tantangan tetap ada: korupsi, demokrasi yang goyah, dan ketimpangan masih mengintai.


 Suasana Peringatan di Cimahi

Di sekolah dan lapangan kota Cimahi, upacara sederhana berlangsung pada pagi ini. Ada pengheningan dingin di depan tugu peringatan, disusul diskusi singkat antar generasi: mahasiswa menceritakan kisah 1998, sementara warga senior menekankan pentingnya menjaga keadilan sosial.

Warga RT 05 menggelar lomba essay dan diskusi kecil tentang “apa artinya reformasi bagi saya” menarik saat anak SD bertanya, “Kenapa kita tidak merayakan ulang tahun reformasi seperti Natal?” Ini menjadi momen refleksi saya sebagai penulis: Revolusi nilai kadang terlalu kompleks bagi mereka yang baru belajar demokrasi.


Langkah Kecil untuk Menjaga Semangat Reformasi

Ajak diskusi antargenerasi: biar anak muda juga tahu perjuangan dulu.

  • Dukung aktivitas warga seperti pertunjukan budaya dan pameran foto sejarah lokal.

  • Rangkul UMKM lokal: ekonomi kerakyatan adalah salah satu amanat reformasi.

  • Lawan intoleransi: kontek nyata dari kebebasan berpendapat dan hak asasi.


 Refleksi untuk Masa Depan: Sudahkah Kita Bertindak?

Peringatan Reformasi tidak cukup hanya lewat upacara. Lebih dari itu, semangat untuk memperbaiki pemerintahan, meningkatkan akuntabilitas, dan berpartisipasi aktif masyarakat harus terus hidup.

> “Reformasi bukan hanya masa lalu; ia adalah kompas moral untuk masa depan”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2025: Saatnya Berhenti, Saatnya Sehat

Membedakan Mitos dan Fakta: Kunci Memahami Informasi Secara Bijak

Hari Museum Internasional 2025: Merayakan Jejak Sejarah dan Budaya Dunia